Rabu, 12 Januari 2011

Politik Monarki Bikin Konflik PKB Berlarut-larut





Siti Zuhro - Foto: Istimewa
Oleh: Moh Anshari
Nasional - Rabu, 12 Januari 2011 | 11:21 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Pengamat politik LIPI Siti Zuhro menilai berlarut-larutnya konflik internal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) lantaran terlalu kental dengan politik kekerabatan.

"PKB terlalu kental dengan politik kekerabatan dan politik keturunan. PKB jadi medan konflik laten yang sulit disatukan," papar Siti kepada INILAH.COM, Rabu (12/1/2011).

Menurut Siti, kekuatan yang dominan duduk dalam struktur PKB berasal dari keturunan darah biru. Kader-kader partai nondarah biru sulit mendapat tempat, meski memiliki kapasitas yang sangat memadai.

"Kalau bukan berasal dari darah biru, sulit menerobos posisi strategis di PKB. Tidak terjadi demokrasi pluralisme aktor yang memberi peluang dan akses orang-orang di luar kerabat darah biru," terangnya.

Menurut Siti, PKB dulu sebenarnya bertaburan bintang, namun mereka tersingkir dan disingkirkan. Beberapa yang keluar dan tersingkir di antaranya, Mahfud MD (Ketua MK), Ali Masykur Moesa (BPK), Alwi Sihab (utusan khusus Presiden), AS Hikam (mantan Menristek), Khofifah Indarparawansa (mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan), Saifullah Yusuf (Wagub Jatim), dan lain-lain.

"Kalau mereka-mereka yang berkualitas itu tersingkir dan hanya diperebutkan antarkerabat, lalu apa bedanya PKB ini dengan partai monarki. Partai ini eksklusif dan bercorak monarki," tutupnya.

Sebagaimana diberitakan, dalam waktu dekat, akan muncul lagi PKB versi ketiga jika Lily Wahid (adik kandung KH Abdurrahman Wahid) menggelar Muktamar Islah.

Lily Wahid berencana menggelar Muktamar Islah dengan menghadirkan dua kubu PKB yakni PKB Muhaimin Iskandar (keponakan Abdurrahman Wahid) dan Yenny Wahid (anak kandung Abdurrahman Wahid). [bar]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar