Senin, 11 Juli 2011

KLB Menambah Borok Partai

Kembalikan ke SBY sebagai Alat Pemersatu



JAKARTA - Wacana kongres luar biasa Demokrat semakin kencang terdengar setelah pesan singkat Wakil Ketua Dewan Pembina Marzuki Alie kepada Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono, untuk mengambil tindakan tegas pada kader Demokrat yang membandel bocor ke publik. Tapi, dipastikan KLB itu tidak akan terjadi.

"Saya tanya tujuannya untuk apa? Urgensinya buat apa? Itu (KLB) nggak mungkin terjadi. Karena itu hanya akan membuka borok-borok dalam Partai Demokrat sendiri," ujar pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti, kemarin (10/7).

Ikrar menambahkan, selain akan membuka borok sendiri, ketidakmungkinan KLB digelar juga karena sampai sekarang persoalan internal di tubuh partai besutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu masih belum menemukan titik temu. "Maksud titik temu di mana partai ini bersatu padu untuk menghadapi satu persoalan partai itu, bukan justru malah gontok-gontokan, saling ejek, saling berebut kekuasaan lewat gesekan selama ini," terangnya.

Ikrar juga mempertanyakan, apakah kalau ketua umum partai Demokrat diganti dari Anas ke Andi Mallarangeng atau kepada Marzuki persoalan itu beres? Lalu, apakah kedua orang itu lebih memiliki leadership dibandingkan Anas?

"KLB tidak semudah apa yang dibayangkan, bahkan jika dipaksakan ini hanya akan menambah pekerjaan rumah partai itu sendiri," papar peneliti senior Lembaga Ilmu Pendidikan Indonesia (LIPI) ini.

Namun, pandangan bahwa rivalitas di internal Demokrat makin menguat diungkapkan oleh Pengamat politik LIPI Siti Zuhro. Siti menganalisa, kalau di balik SMS tersebut Marzuki benar-benar berniat mendongkel posisi Anas Urbaningrum dari kursi ketua umum partai. Marzuki ngebet jadi ketua umum. "Maksud awalnya mungkin mewanti-wanti agar Demokrat dikembalikan ke SBY sebagai alat pemersatu. Tapi, sisi rivalitasnya terlihat sangat jelas bahwa Marzuki ingin jadi ketua umum Demokrat," katanya, kemarin.

Usai kongres Demokrat di Bandung tahun lalu, Marzuki memang dengan legowo mengatakan bisa menerima kemenangan Anas. Namun, kata Siti, hal itu bukan berarti nafsu Marzuki untuk jadi ketua umum hilang begitu saja. "Apalagi, Marzuki pernah bilang, kalau dirinya jadi ketua DPR sekaligus sebagai ketua umum Demokrat, kerjanya akan lebih maksimal. Ini menandakan dia masih bernafsu dengan posisi itu. Makanya, saat peluang muncul, niat itu muncul lagi," tuturnya.

Diingatkan Siti, pergantian ketua umum tidak akan bisa menyelesaikan masalah Demokrat yang saat ini babak belur dihantam isu Nazaruddin. Kalau sampai Marzuki mendorong KLB (kongres luar biasa) dalam Rakornas Demokrat yang akan digelar 23 Juli nanti untuk melengserkan Anas, maka yang akan hancur justru Demokrat.

"Ingat, Demokrat ini partai penguasa. Segala kisruh yang terjadi di Demokrat akan dimanfaatkan partai lain untuk mengalahkan Demokrat. Karena itu, harusnya masalah saat ini ditanggung bersama, bukan malah saling mendelegitimasi. Itu akan menghancurkan Demokrat," jelasnya.

Sementara, Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle, Syahganda Nainggolan, yakin SBY tidak akan terpengaruh laporan Marzuki melalui SMS-nya yang mengeluhkan buruknya managemen Demokrat di bawah kepemimpinan Anas Urbaningrum. "SBY saya pikir sudah punya perhitungan sendiri, dia sudah mengkalukalisi tindakan yang diambil untuk partai. Apalagi sekarang dia lebih fokus pada pemerintahannya bukan partainya," ujarnya.

Menurutnya, SBY sudah tidak punya kepentingan lagi di partai, sebab dia sudah menyatakan diri dan keluarganya tidak akan maju. Jadi, SMS ini tidak akan berpengaruh. "Saya yakin SMS itu bakal diacuhkan SBY," katanya. Namun, lanjut Syahganda, Marzuki tetap akan gunakan momentum saat ini untuk melengserkan Anas. Sebab, Marzuki merasa kekuasaannya sebagai ketua DPR menjadi tidak berkuku kalau dirinya tidak jadi ketua umum Demokrat.

"Saat ini dia kan tidak punya kekuasaan di partai. Meski ketua DPR, dia juga masih dikendalikan partai. Karenanya, dia ingin jadi ketua umum Demokrat, agar kekuasaannya bisa lebih besar," tandasnya. (dms)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar