Sabtu, 01 Mei 2010

Ketum PD Harus Minim Konflik

* Indo Pos * Politik

JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Siti Zuhro, menilai bahwa sosok calon ketua umum Partai Demokrat (PD) ke depan adalah sosok yang minim konflik. Sehingga hal itu bisa membuktikan partai ini dapat terhindar dari perpecahan di internal maupun terhadap partai lain.

"Kandidat yang tidak pernah berkonflik adalah memiliki kesantunan dan mampu mengatasi masalah dengan kepaladingin. Dan itu dimiliki oleh Anas Urbaningrum (AU)," kata Siti, kepada INDOPOS, kemarin (30/4).
Menurut Siti, Partai Demokrat memerlukan sosok pemimpin yang mampu membesarkan partai dan menyiapkan kader-kader partai berkualitas untuk mengisi posisi-posisi stra-tegis di legislatif dan eksekutif.

Di sisi lain, katanya. Partai Demokrat juga harus menyiapkan kader terbaiknya untuk dicalonkan menjadi presiden pada Pemilu 2014. Sosok itu. tambah Siti, haruslah yang memiliki visi dan misi jauh ke depan, berkarakter, santun, tidak memiliki konflik, tidak ambisius, berpengalaman dalam mengelola partai, dan profesional. "Sosok itu ada pada Anas Urbaningrum. Dia memiliki poterfsi untuk melanjutkan kepemimpinan SBY di Partai Demokrat," kata Siti.

Lebih lanjut Siti menilai. AU dan Andi Mallarangeng sarrUi-sama merupakan kader terbaik Partai Demokrat. Tetapi, lanjut dia. untuk kepentingan masa depan Partai Demokrat. AU dianggap lebih pasuntuk memimpin Partai Demokrat.

Siti berharap, kongres nanti tidak hanya.menjadi ajang perebutan kekuasaan untuk kepentingan jangka pendek, melainkan menjadi pasar ide yang bertujuan untuk membesarkan partai. Dengan demikian, katanya, dalam memilih pemimpin, kader Partai Demokrat akan selalu memikirkannya untuk kepentingan jangka panjang.

Sementara itu. Direktur eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti mengkritik perilaku politik Salah satu kandidat ketum yang memakai istilah mendapatkan restu SBY. Menurut Ray, perilaku politik AM ndak mencerminkan perilaku politisi modem. Menurut Ray, klaim mendapatkan restu dari SBY sama halnya dengan klaim mendapatkan restu dari Soe-harto atau Cendana pada era Orde Baru. "Dan yang paling menggelikan, kubu AM pun melarang orang luar untuk mengkritik Partai Demokrat," lanjut Ray.

Sementara kubu Andi Mallarangeng makin percaya diri setelah dua senior partai ini menyatakan mendukung AM. Mantan Ketua Umum Demokrat Subur Budhisantoso dan Hayono Isman sama-sama menyatakan dukungannya ke Andi Mallarangeng. Dalam keterangan persnya. Kamis, Subur mengapresiasi Anas dan Andi sebagai kader terbaik partai, namun untuk ketua umum dia condong ke AM. Sedangkan senior Partai Demokrat, Hayono Isman, dengan tegas menyatakan lebih memilih Andi Mallarangeng. Hanya saja, anggota

Dewan Pembina Partai Demokrat ini menegaskan tak ingin jika Andi Mallarangeng jadi capres.

"Kalau terpilih, tugas utama Andi mengurus partai, bukan menjadi capres," ujar Hayono Isman, saat menyatakan dukungannya secara terbuka kepada media, di Wisma Proklamasi. Jakarta, kemarin (30/4). Menurut dia. tradisi selama ini yang telah dilakukan Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono patut dilanjutkan.

Saat mencalonkan diri sebagai capres pada 2004 dan 2009, kata Hayono, SBY bukanlah ketua umum. "Kalau ingin menjadi partai modern, siapapun ketua umumnya nanti harus mengikuti tradisi yang sudah sangat baik ini," tandas mantan Menpora ini. (dill

Tidak ada komentar:

Posting Komentar