Selasa, 06 Oktober 2009

Pengamat: PDIP akan Bergabung di Kabinet SBY

JAKARTA – Terpilihnya Taufik Kiemas sebagai Ketua MPR atas dukungan penuh Partai Demokrat dinilai sebagai sinyalemen akan gemuknya kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendatang. Gemuk dalam artian SBY akan mengakomodasi partai besar termasuk PDIP. “Saya memperkirakan kabinet akan gemuk karena partai seperti Golkar dan PDIP kemungkinan akan ditampung Pak SBY,” kata pegamat politik dari LIPI, Siti Zuhro, dihubungi Senin (5/10).

Dukungan Demokrat kepada Taufik Kiemas ketimbang ke Hidayat Nur Wahid dari PKS, menurut Siti, sebagai bukti telah cairnya hubungan Demokrat dan PDIP. Siti menyadari cairnya hubungan Demokrat-PDIP itu baru pada tingkat parlemen belum resmi di level eksekutif. Namun, konstelasi politik di parlemen tersebut, lanjut Siti, semakin menunjukkan sinyal positif PDIP akan mendapat “jatah” di kabinet. “Sangat besar kemungkinan itu.”

LIPI sendiri mengharapkan kabinet SBY mendatang lebih rampng dari segi jumlah. Jika saat ini terdapat 37 kementrian, menurut Siti, demi efisiensi dan efektifitas SBY bisa merampingkan kabinet hingga hanya 23 kementrian. Namun, Siti mengaku pernah mendapat pernyataan langsung dari Mensesneg Hatta Rajasa kalau perampingan kabinet mendatang tidak dimungkinkan. Alasan Hatta kepada Siti, perampingan kabinet bisa menimbulkan gejolak politik. Atas penyataan Hatta tersebut, Siti berasumsi SBY memang berniat merangkul sebanyak mungkin partai politik dalam koalisi bersama Demokrat.

Bergabungnya PDIP dengan pemerintah, dikhawatirkan Siti akan menghapuskan mekanisme checks and balances dalam demokrasi di Indonesia. “Berarti wartawan harus bekerja 24 jam untuk mengawasi pemerintah dan DPR,” kata Siti setengah berkelakar.

Dihubungi terpisah, peneliti dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi, yakin Taufik Kiemas telah berhasil meyakinkan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri bahwa berkoalisi dengan Demokrat akan menguntungkan PDIP untuk jangka panjang. Menurut Burhanudin, Taufik kemungkinan memberikan garansi menawarkan Puan Maharani agar bisa masuk dalam kabinet SBY.

Memplot Puan duduk di salah satu kursi kabinet SBY adalah perhitungan jangka panjang agar Puan bisa bertarung dalam pemilihan Presiden tahun 2014. Menurut Burhanuddin, dengan menyodorkan nama Puan ke dalam kabinet SBY, hal itu mendukung upaya mempertahankan keturunan Soekarno sebagai pemimpin dalam partai berlambang kepala banteng tersebut. “Tapi hal ini harus didukung oleh peningkatan kapasitas berpolitik Puan sendiri,” tambah Burhanuddin. dri/pur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar