Senin, 05 Oktober 2009

Golkar Harus Mereposisi Diri

REPUBLIKA, JAKARTA-– Musyawarah Nasional (Munas) ke VII Partai Golkar di Riau, Pekanbaru 5-8 Oktober 2009 akan menjadi penentu reposisi partai belambang beringin tersebut. Ketua Umum Partai Golkar yang terpilih dalam Munas kali ini dinilai akan menentukan reposisi tersebut. “Kebutuhan Golkar sekarang adalah pemimpin yang bisa mereposisi partainya setelah terpuruk di Pemilu 2009,” kata peneliti Golkar dari LIPI, Siti Zuhro, dihubungi Republika, Ahad (4/10).

Menurut Siti, Golkar saat ini perlu direposisi untuk menghadapi Pemilu 2014. Posisi “menempel” dengan pemerintah, kata Siti, terbukti malah membuat Golkar terpuruk dan Demokrat menjadi pemenang Pemilu 2009. Golkar saat ini, lanjut Siti, harus melepaskan diri dari bayang-bayang Demokrat. Pilihan untuk tidak berkoalisi dengan Demokrat, kata Siti, adalah pilihan yang sejalan dengan semangat kebangkitan Golkar yang diusung oleh para calon ketua umum.

Saat ini calon kuat Ketua Umum Partai Golkar adalah Aburizal Bakrie dan Surya Paloh. Keduanya, Siti menilai, memiliki visi yang sama yakni mengembalikan kejayaan Golkar di masa depan. Kejayaan masa depan itu, kata Siti, adalah dengan cara menjadikan Golkar menjadi dirinya sendiri tidak bergantung dengan partai lain. “Ke depan, Golkar harus berani untuk tidak berkoalisi dengan Partai Demokrat,” tegas Siti.

Siti menilai Surya Paloh menjadi calon ketua umum yang memiliki inisiatif menjadikan Golkar tidak selalu “bergelayut” kepada kekuasaan. Inisiatif tersebut, saat ini lanjut Siti mengkristal lewat semboyan-semboyan seperti “Golkar mandiri” dan sebagainya. Dibanding Surya, Aburizial Bakrie yang akrab disapa Ical, dinilai akan mengambil cara menyokong pemerintah demi tujuan kebangkitan Golkar.

Demi terciptanya demokrasi seimbang, Siti mengharapkan, tetap akan ada partai yang menolak bergabung dengan pemerintah. Siti mengharapkan, Munas Golkar menghasilkan keputusan untuk mengawal demokrasi dengan tidak bergabung dengan koalisi SBY. Namun, pengamat politik lain, Burhanudin Muhtadi menilai, Golkar memiliki chemistry politik kuat dengan Demokrat. “Jadi menurut saya lebih mungkin SBY memilih berkoalisi dengan Golkar daripada PDIP atau Gerindra,” tambah Burhanudin. dri/kpo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar