home >
Berita Aktual >>
Nasional
10 Januari 2014 | 02:29 wib
JAKARTA, suaramerdeka.com - Hasil Konvensi
Calon Presiden Partai Demokrat, dinilai akan sulit mendongkrak
elektabilitas partai. Apalagi, dalam prosesnya muncul masalah yang
dihadapi oleh masing-masing peserta konvensi.
"Masalah-masalah
yang dihadapi oleh peserta, akan ikut mewarnai konvensi. Hal itu juga
akan membuat animo masyarakat terhadap konvensi akan menurun," kata
pengamat politik LIPI Siti Zuhro, Kamis (8/1).
Masalah dimaksud
antara lain adalah persoalan kenaikan harga elpiji oleh Pertamina.
Kebetulan, Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan adalah peserta konvensi.
Belakangan, Dahlan Iskan dikabarkan berencana mengundurkan diri.
"Mengkontestasikan
11 orang calon dalam konvensi, bukanlah hal yang mudah. Apalagi tak
semua peserta tersebut berasal dari Demokrat. Belum lagi munculnya
kekhawatiran antar mereka, yang merasa tak memiliki kedekatan secara
personal dengan pimpinan tertinggi partai," ujarnya.
Sehingga,
semakin dekat menuju Pemilu Legislatif, kekhawatiran antar mereka
tampaknya semakin mengerucut. Adapun munculnya nama calon yang dinilai
menempati peringkat tinggi elektoralnya, seolah membenarkan asumsi awal
publik.
"Sebab, sejak awal publik menilai konvensi akhirnya nanti
hanya akan dimenangkan Pramono Edhi Wibowo, yang notabene adalah adik
ipar Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono," tandasnya.
Sementara
itu, Zuhro menganggap posisi tawar Demokrat akan ditentukan oleh hasil
pileg. Bila hasil pileg menempatkan Demokrat di posisi partai dengan
perolehan menengah, posisi tawarnya jelas akan melemah.
"Bila itu
terjadi, maka Demokrat tidak lagi dalam posisi menentukan koalisi.
Sehingga, dipinang atau tidaknya calon dari hasil konvensi Demokrat akan
sangat tergantung dari seberapa besar perolehan suara yang diperoleh
partai itu," tegasnya.
Meski demikian, para peserta konvensi tidak
mungkin membatalkan keikutsertaannya dalam konvensi. Sebab, mereka
sudah melakukan memorandum of understanding dengan Demokrat.
"Kecuali
bila ada masalah serius, seperti adanya stigmatisasi terhadap calon
sehingga yang bersangkutan mengundurkan diri," imbuhnya.
(
Saktia Andri Susilo / CN34 / SMNetwork )