JAKARTA, suaramerdeka.com - Pengamat Politik Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai Lolosnya pasangan
independen Faisal Basri-Biem Benjamin untuk merebut kursi DKI 1,
menunjukkan bahwa demokrasi partisipatif mendapat peluang.
Hal ini
merupakan pembelajaran bagi publik bahwa kemunculan independen
merupakan wujud dari konsolidasi demokrasi. “Konsolidasi demokrasi agar
jangan yang prosedural, tapi endingnya mampu memunculkan pemimpin yang
kita harapkan, yaitu yang memiliki integritasm kredibilitas, dan
kompetensi,” kata Zuhro.
Zuhro berharap, Faisal-Biem tetap
optimistis untuk menjadi pasangan yang memberikan pembaruan dalam proses
politik saat ini. “Jangan targetkan menang, tapi bagaimana menjadi
pembaru dalam proses politik seperti ini. Nanti kalau orientasinya
menang, malah kecewa karena bukan idealisme yang ngomong, tapi
kekuasaan. Apa bedanya dengan partai politik kalau begitu,” lanjut
Zuhro.
Menurut Zuhro, ada yang lebih mulia dari sekadar menang.
“Anda memberikan pencerahan, memberikan semacam *transfer knowledge*
yang benar di era demokrasi seperti ini. Ketimbang hanya menang,” tandas
Zuhro.
Sebelumnya Zuhro menilai Cagub DKI dari jalur
perseorangan Faisal Basri cukup “gila” untuk bisa memimpin Jakarta yang
kompleks dan karut marut ini.
“Dia (Faisal) orang yang peduli pada
kebenaran, pada satu idealisme, yang di tataran praktisnya adalah dia
ingin ada pembaruan di Jakarta. Dia sangat pro pada bagaimana tata
kelola pemerintahan yang baik, bagaimana semua kontrak dijalankan untuk
kepentingan rakyat. Itu bagus sekali. Agak gila di tengah korupsi yang
marak seperti ini,” tegas Zuhro.
(
Andika Primasiwi / CN26 / JBSM )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar